Lima
menit berlalu, sepuluh menit, dua puluh menit aku juga belum mendapat inspirasi
menulis. Jika ada yang membaca tulisan ini, tolong jangan jijik karena bahasa
yang aku gunakan sekarang. Jika merasa jijik berarti kamu orangnya tidak bias menerima
perbedaan. Padahal Indonesia sendiri berbeda-beda tetap satu jua. Kali ini aku
ingin menulis yang aku anggap penting untuk kelangsungan hidup manusia social.
Manusia
adalah aku, kamu dan juga dia. Jika kamu memanggil hewan atau benda dengan
sebutan kamu atau dia, berarti kamu gila atau sedang berunyu ria. Berbagai macam
manusia diciptakan sesuai dengan karakter masing-masing. Selebihnya manusia
diciptakan sesuai dengan mood Tuhan.
Aku
rasa Tuhan menciptakan manusia baik saja dan manusia jahat cuma untuk pelengkap.
Lagian kalau manusia baik semua, power rangers akan nganggur , penjara kosong
atau bahkan manusia tidak mengenal apa itu polisi. Ah polisi sekarang juga gitu
sehabis sholat jum’at alih-alih gelar razia kelengkapan surat pengendara motor
buat ngisi perut. Perut mulu yang diurusin.
Lalu
pengertian manusia adalah makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri, aku
rasa dizaman sekarang sudah tidak
demikian. Manusia-manusia #foreveralone contohnya. Mereka masih bisa hidup
dengan senyum sisa-sisa kenangan masa lalu. Tragis memang. Dan berhubung agak
curhat, baiknya tulisan ini ditutup.
Okeh,
segini dulu. Masalah tentang manusia sosialnya aku kira di buku PKN sudah
banyak dibahas. Bye!