Senin, 21 Januari 2013

Apa mau aku


Lima menit berlalu, sepuluh menit, dua puluh menit aku juga belum mendapat inspirasi menulis. Jika ada yang membaca tulisan ini, tolong jangan jijik karena bahasa yang aku gunakan sekarang. Jika merasa jijik berarti kamu orangnya tidak bias menerima perbedaan. Padahal Indonesia sendiri berbeda-beda tetap satu jua. Kali ini aku ingin menulis yang aku anggap penting untuk kelangsungan hidup manusia social.

Manusia adalah aku, kamu dan juga dia. Jika kamu memanggil hewan atau benda dengan sebutan kamu atau dia, berarti kamu gila atau sedang berunyu ria. Berbagai macam manusia diciptakan sesuai dengan karakter masing-masing. Selebihnya manusia diciptakan sesuai dengan mood Tuhan.

Aku rasa Tuhan menciptakan manusia baik saja dan manusia jahat cuma untuk pelengkap. Lagian kalau manusia baik semua, power rangers akan nganggur , penjara kosong atau bahkan manusia tidak mengenal apa itu polisi. Ah polisi sekarang juga gitu sehabis sholat jum’at alih-alih gelar razia kelengkapan surat pengendara motor buat ngisi perut. Perut mulu yang diurusin.

Lalu pengertian manusia adalah makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri, aku rasa dizaman  sekarang sudah tidak demikian. Manusia-manusia #foreveralone contohnya. Mereka masih bisa hidup dengan senyum sisa-sisa kenangan masa lalu. Tragis memang. Dan berhubung agak curhat, baiknya tulisan ini ditutup.


Okeh, segini dulu. Masalah tentang manusia sosialnya aku kira di buku PKN sudah banyak dibahas. Bye!